Subscribe:Posts Comments

You Are Here: Home Feature Konsepsi Pembelajaran di Sekolah

Ketika sekolah memperkenalkan dan melatih setiap anak masyarakat ke dalam keanggotaan dalam komunitas kecil memenuhinya dengan semangat pelayanan, dan memberikan instrumen arahan diri yang efektif, kita akan memiliki jaminan yang terdalam dan terbaik bagi masyarakat yang lebih besar yang berguna, manis, dan harmonis. (John Dewey dalam Mark K. Smith).

Kalimat tersebut tertulis di buku klasik yang membahas tentang diskusi yang memfokuskan pada komunitas pembelajaran oleh John Dewey memberi informasi betapa pentingnya pendidikan di sekolah. Bila peserta didik diberi kesempatan sama dengan arahan efektif, hal itu akan menjadi jaminan mereka akan bisa menjadi masyarakat yang baik, berguna, manis, dan harmonis.

Perubahan paradigma teori pembelajaran dari kognitif menuju konstruktif diyakini para ahli mampu membuat pengalaman baru peserta didik dalam proses belajar. Harapannya, sekolah mampu menciptakan generasi baru yang baik, berguna, manis, dan harmonis. Pendidikan dewasa ini menitikberatkan pembelajaran berpusat pada peserta didik daripada guru. Kenyataan di lapangan masih banyak guru yang seolah-olah mencekoki ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik dipandang sebagai objek yang tak memiliki apa-apa dan guru adalah sumber segala ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, peserta didik menjadi pasif.

Teori belajar yang mementingkan pemaknaan pengetahuan, proses hasil konstruksi-intruksi dan menitikberatkan pembelajaran pada peserta didik ini disebut konstruktivisme. Sebelumnya teori pembelajaran yang digunakan adalah kognitivisme dan behaviorisme. Kogntivisme, menekankan perubahan persepsi dan pemahaman, dan proses interksi. Sedang penekanan behaviorisme adalah pada perubahan tingkah laku yang didasarkan pada stimulus dan respons. Dengan kata lain, perubahan paradigma teori belajar diawali dari behaviorisme, kognitivisme, menuju konstruktivisme.

Menilik pembelajaran dari sudut pandang proses, bisa dilihat bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan peserta didik merupakan proses menuju sistem yang kita inginkan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran:

1. Orientasi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dengan orientasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan mutu pembelajaran lebih berkualitas. Sebab, di dalam proses pembelajaran peserta didik membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri dan menjadikan pengetahuan miliknya sendiri. Dengan demikian, pengetahuan yang dibangun siswa benar-benar melekat tak sekadar paham setelah itu hilang.

2. Perhatian komprehensif pada peserta didik. Di sini guru hendaknya tak menutup mata terhadap permasalahan yang dialami peserta didiknya. Artinya, permasalahan peserta didik tak serta-merta ditangani BK/konselor, tetapi guru juga punya andil menyelesaiakannya.

3. Umpan balik, penguatan, dan motivasi. Umpan balik dan penguatan menjadi teknik yang tak bisa dilepaskan, sebab keduanya bisa memicu semangat dan motivasi peserta didik. Motivasi bisa dilakukan dengan percontohan. Banyak contoh motivasi bisa ditemukan di buku atau acara televisi. Misalnya Kick Andy, bagaimana seorang dari keluarga tak mampu akhirnya bisa mengentaskan diri menjadi sosok sukses.
Tags: Feature

0 komentar

Leave a Reply